Identifikasi Mikroorganisme (Bakteri)
Mikroorganisme berasal dari kata micro: kecil dan organism:
makhluk hidup, yaitu makhluk hidup berukuran kecil.
Tata cara penulisan species sesuai Binomial Nomenklatur:
ü Huruf
kata pertama ditulis dengan huruf kapital
ü Huruf
kata kedua ditulis dengan huruf kecil
ü Kata
pertama merupakan genus dan kata kedua merupakan spesies
ü Diberi
garis bawah terpisah atau dicetak miring
Contoh
: Mycobacterium tubercolosis atau
Mycobacterium tubercolosis
Ada berbagai cara untuk mengidentifikasi mikroorganisme
melalui pengamatan mikroskop. Diantaranya adalah pengamatan dalam keadaan hidup
dan pengamatan dengan pewarnaan.
a.
Pengamatan
Hidup
Pengamatan
mikroorganisme hidup memberikan ciri-ciri yang membantu dalam klasifikasi. Cara
mikroorganisme memperoleh zat makanan, serta pergerakkannya hanya dapat dilihat
pada waktu mikroorganisme tersebut hidup. Misalnya, bakteri dipisahkan menjadi
bakteri yang bergerak (motil) dan
bakteri yang tidak bergerak (non motil).
Kelompok bakteri yang tidak bergerak dalam cairan terlihat bergerak pada tempat
saja, gerakan seperti ini disebut gerak Brown. Gerakan Brown disebabkan
benturan molekul air dengan bakteri. Makin kecil ukuran bakteri, makin kuat
gerakan Brown. Sedangkan bakteri berukuran besar jarang memperlihatkan gerakan
Brown. Adanya pergerakan aktif bakteri ini disebabkan oleh adanya flagel.
Bakteri yang dapat bergerak seakan-akan terlihat seperti meluncur dalam cairan.
Untuk
mengamati bakteri dalam keadaan hidup dapat dilakukan dua metode pengamatan,
yaitu dengan menggunakan preparat basah dan preparat tetes gantung.
Adapun cara untuk membuat preparat basah
adalah dengan cara:
Ø Kaca
objek dibersihkan dengan kapas yang diberi alkohol.
Ø Pindahkan
dua mata ose suspensi biakan ke atas kaca objek. Pada preparat basah digunakan
kaca objek biasa.
Ø Tutuplah
dengan kaca penutup.
Ø Periksa
dengan perbesaran 10x atau 40x
(Catatan : lakukan pemindahan suspensi
bakteri ke kaca objek secara teknik aseptik)
Pengamatan
bakteri dengan preparat tetes bergantung (hanging drop) lebih menguntungkan
dibandingkan preparat basah karena dengan preparat tetes bergantung, suspensi
bakteri tidak akan cepat kering. Pembuatan preparat tetes bergantung dapat
dilakukan dengan cara:
Ø Berikan
vaselin pada sudut-sudut kaca penutup menggunakan tusuk gigi.
Ø Taruhlah
dua mata ose suspensi biakan bakteri di bagian tengah kaca penutup.
Ø Kaca
objek diletakan di atas kaca penutup, kemudian balikan dengan cepat.
Ø Preparat
tetes bergantung diperiksa dengan perbesaran 10x atau 40x
b.
Pengamatan
dengan Pewarnaan
Pengamatan
dengan pewarnaan dilakukan karena mikroorganisme akan sulit teramati dengan mikroskop
cahaya, karena tidak mengadsorpsi ataupun membiaskan cahaya. Untuk mengatasi
hal tersebut, maka dilakukan proses pewarnaan untuk mewarnai mikroorganisme
atau latar belakangnya. Pewarnaan bertujuan untuk memperjelas sel
bakteri dengan menempelkan zat warna ke permukaan sel bakteri ataupun latar
belakangnya. Zat warna akan mengabsorbsi dan membiaskan cahaya,
sehingga kontras antara mikroorganisme dengan sekelilingnya.
Prinsip
dasar dari pewarnaan adalah adanya ikatan ion antara komponen sel bakteri
dengan senyawa aktif dari pewarna yang disebut kromogen. Terjadi ikatan ion
karena adanya muatan listrik baik pada komponen sel bakteri maupun pada
pewarna. Berdasarkan adanya muatan ini maka dapat dibedakan pewarna asam dan
pewarna basa.
Zat
warna yang digunakan bersifat asam atau basa. Pada zat warna basa, bagian yang
berperan dalam memberikan warna disebut kromofor dan mempunyai muatan positif.
Sebaliknya pada zat warna asam bagian yang berperan memberikan zat warna
memiliki muatan negatif. Dalam kondisi pH mendekati netral dinding sel bakteri
cenderung bermuatan negatif, sehingga pewarna asam yang bermuatan negatif akan
ditolak oleh dinding sel, maka sel tidak berwarna. Oleh sebab itu, pewarna
asam disebut pewarna negatif. Contoh pewarna asam misalnya: tinta cina, larutan Nigrosin, asam pikrat,
dan eosin. Pewarna basa disebut pewarna positif, karena akan diikat oleh
dinding sel bakteri sehingga sel bakteri jadi terwarna dan terlihat. Contoh
dari pewarna basa misalnya metilin biru,
kristal violet, safranin dan malakit hijau.
Dalam
beberapa jenis pewarnaan, sebelum melakukan pewarnaan perlu disiapkan terlebih
dahulu smear atau olesan bakteri. Langkah pembuatan smear
sebagai berikut:
Fiksasi adalah proses
untuk menonaktifkan bakteri dengan pemanasan atau perendaman dengan etanol.
Tujuan fiksasi:
§
Untuk mengamati sel bakteri dengan jelas
§
Melekatkan bakteri pada kaca preparat/kaca objek
§
Untuk mematikan sel bakteri
PEWARNAAN SEDERHANA
Tujuan : Mempelajari kegunaan pewarnaan untuk mempertinggi kontras antara
sel dan kelilingnya dan mengamati
ciri-ciri bakteri
·
Sel-sel M.O. yang tidak diwarnai umumnya tampak hampir tembus pandang bila
diamati dengan mikroskop cahaya.
·
Pewarna yang digunakan adalah satu jenis warna.
·
Kebanyakan bakteri mudah bereaksi dengan pewarna sederhana karena
sitoplasmanya basofilik (suka akan basa).
·
Pewarnaan sederhana ini memungkinkan dibedakannya bakteri dengan
bermacam-macam tipe mofrologi (kokus, basilus, vibrio, spirilum).
Gambar 1. Bentuk-bentuk bakteri
PEWARNAAN GRAM
Merupakan pewarnaan
diferensial yang sangat berguna dan paling banyak digunakan dalam laboratorium
mikrobiologi, karena merupakan tahapan penting dalam langkah awal identifikasi.
Pewarnaan
ini didasarkan pada tebal atau tipisnya lapisan peptidoglikan di dinding sel dan
banyak sedikitnya lapisan lemak pada membran sel bakteri. Jenis bakteri
berdasarkan pewarnaan gram dibagi menjadi dua yaitu gram positif dan
gram negatif. Bakteri gram positif memiliki dinding sel yang tebal dan
membran sel selapis. Sedangkan baktri gram negatif mempunyai dinding sel tipis
yang berada di antara dua lapis membran sel.
Berikut
merupakan larutan yang digunakan dalam pewarnaan gram dan urutan penggunaannya:
1.
Pewarna
primer: Kristal Violet (KV), Ungu
Kristal (UK)
Reaksi dan tampang bakteri
· Gram positif : sel berwarna ungu
· Gram negatif : sel berwarna ungu
2.
Mordant: Larutan Iodine (I)
Reaksi
dan tampang bakteri
· Gram positif : kompleks KV-I terbentuk dalam sel
bakteri; sel tetap berwarna ungu
· Gram negatif : kompleks KV-I terbentuk dalam sel
bakteri; sel tetap berwarna ungu
3.
Perlakuan
selektif: Alkohol/Etanol
Reaksi
dan tampang bakteri
·
Gram positif
: dinding sel mengalami dehidrasi, pori-pori menciut, daya rembes dinding sel
dan membran menurun, KV-I tak dapat keluar dari sel; sel tetap ungu.
·
Gram negatif
: lipid pada membran terekstraksi dari dinding sel, pori-pori mengembang,
kompleks KV-I keluar dari sel; sel jadi tak berwarna.
4.
Counterstain
: Safranin
Reaksi
dan tampang bakteri
·
Gram positif
: sel tidak terpengaruh; tetap berwarna ungu.
·
Gram negatif
: sel menyerap zat pewarna safranin, sel menjadi berwarna merah muda/pink.
Hal-hal
yang perlu diperhatikan dalam pewarnaan gram adalah:
Ø Fase
yang paling kritis dari prosedur pewarnaan gram adalah tahap dekolorisasi yang
mengakibatkan KV-iodine lepas dari sel. Pemberian etanol/alkohol jangan
sampai berlebih karena akan menyebabkan overdecolorization sehingga sel
gram positif tampak seperti gram negatif. Namun juga jangan sampai terlalu
sedikit dalam penetesan etanol (underdecolorization) karena tidak akan
melarutkan KV-iodine secara sempurna sehingga sel gram negatif seperti
gram positif.
Ø Preparasi
pewarnaan gram terbaik adalah menggunakan kultur muda yang tidak lebih lama
dari 24 jam. Umur kultur akan berpengaruh pada kemampuan sel menyerap warna
utama (KV), khususnya pada gram positif. Mungkin akan menampakkan gram variabel
yaitu satu jenis sel, sebagian berwarna ungu dan sebagian merah karena pengaruh
umur. Walaupun ada beberapa species yang memang bersifat gram variabel seperti
pada genus Acinetobacter dan Arthrobacter.
PEWARNAAN ACID-FAST
Pewarnaan acid-fast termasuk pewarnaan
diferensial yang bertujuan untuk
mempelajari dasar kimiawi sel bakteri terhadap reaksi tahan asam serta
membedakan bakteri tahan asam (acid fast) dan tidak tahan asam (non acid fast). Bakteri acid-fast memiliki komponen seperti
lilin pada dinding selnya yang membuat dinding tersebut sukar ditembus larutan.
Namun, dinding tersebut menjadi mudah ditembus dengan larutan melalui
pemanasan. Genus Mycobacterium dan Nocardia merupakan kelompok bakteri
acid-fast. Pewarnaan acid-fast dapat dilakukan dengan dua metode, yaitu metode Ziehl-Neelsen dan metode Kinyoun (pewarnaan dingin).
Prinsip Pewarnaan
Pemanasan akan membantu penyerapan zat warna primer (karbol fuchsin)
melalui pemberian larutan pemucat (acid
alcohol) bakteri
tahan asam tetap berwarna merah sedangkan pada bakteri tidak tahan asam zat warna utama akan luntur sehingga pada
penambahan warna kedua (Methylen blue) bakteri akan menyerap zat warna tersebut (biru).
PEWARNAAN
GRANULA METAKROMATIK
Tujuannya adalah untuk mengamati ada
tidaknya granula metakromatik/volution pada sel bakteri. Granula metakromatik
merupakan kristal endapan yang dihasilkan bakteri ketika terdapat sisa fosfat
dan karbohidrat pada media pertumbuhannya. Terdapat dua metode, yaitu metode Albert dan metode Loeffler.
Prinsip Pewarnaan
Pada prosedur Loeffler digunakan zat warna
sederhana metilen biru. Granula tampak berwarna biru gelap dan sitoplasma bakteri berwarna
biru terang.
PEWARNAAN
NEGATIF
Bertujuan untuk
mengamati morfologi organisme yang sukar diwarnai oleh pewarna sederhana. Metode
pewarnaan ini bukan untuk mewarnai bakteri, tetapi untuk mewarnai latar belakangnya menjadi hitam
gelap. Teknik ini berguna untuk menentukan morfologi
dan ukuran sel bakteri.
ü Pewarnaan negatif dilakukan
dengan mencampurkan M.O. dengan setetes tinta India (Nigrosin) lalu
menyebarkannya diatas sebuah kaca obyek.
ü M.O tampak transparan (tembus
pandang) dan tampak jelas diantara latar dan medan yang gelap.
ü Tidak mengalami pemanasan dan
perlakuan yang keras dengan bahan-bahan kimia, agar tidak terjadi
penyusutan sel sehingga penentuan sel dapat diperoleh dengan lebih tepat.
PEWARNAAN KAPSUL
Kapsul
adalah lapisan lendir yang terdapat di sekeliling sel, yang disekresikan oleh
sel bakteri dan melingkupi dinding sel. Tidak semua mikroorganisme memiliki
kapsul. Adanya kapsul berhubungan dengan virulensi bakteri dan memiliki
kemampuan menyebabkan penyakit.
Fungsi
kapsul antara lain sebagai cadangan makanan, perlindungan terhadap fagositosis
dan dehidrasi. Kemampuan bakteri menghasilkan kapsul bersifat genetis, tetapi
produksinya sangat dipengaruhi oleh media pertumbuhan bakteri. Komposisi kimia
kapsul dapat berupa polisakarida, glikoprotein, atau polipeptida.
Pewarnaan
kapsulpaling susah dibandingkan pewarnaan lainnya, karena kapsul mudah larut
dalam air dan dapat berubah tempat atau tercuci pada saat pencucian. Fiksasi
tidak boleh dipanaskan, karena pemanasan dapat membuat sel mengkerut sehingga
terdapat bagian kosong antara sel dengan kapsul, maka pengamatan dapat keliru.
PEWARNAAN ENDOSPORA
Bakteri
tertentu seperti Clostridium, Desulfumoculatum (anaerob) dan Bacillus (aerob) mempunyai kemampuan
untuk membentuk suatu struktur dalam sel pada tempat-tempat yang khas, disebut endospora.
Endospora dibentuk apabila kondisi lingkungan tidak memungkinkan untuk
kelangsungan hidup sel vegetatif bakteri. Endospora merupakan bentuk kehidupan
yang paling resisten dan dapat bertahan dalam keadaan kekurangan nutrien, tahan
terhadap panas, dan unsur-unsur fisik lainnya seperti pembekuan, kekeringan,
radiasi dan bahan-bahan kimia yang dapat menghancurkan bakteri yang tidak
membentuk endospora. Endospora dikelilingi oleh suatu lapisan yang kedap air
(impermeabel) yang disebut selubung spora. Tujuan dilakukannya
pewarnaan endospora adalah membedakan endospora dengan sel vegetatif, sehingga
pembedaannya tampak jelas.
Letak endospora
1.
Sentralis
2.
Terminalis
3.
Sub
terminalis 1 2 3
Tahapan Sporulasi (pembentukan dari bakteri menjadi spora)
§ Pertumbuhan sel vegetatif menjadi lambat
§ Membran sel mengkerut ke bagian tengah atau ujung
§ Terbentuk lapisan dinding sel yang bersifat permeabel
(dapat menyerap cairan terutama yang menguntungkan bakteri)
§ Membentuk endospora
Prinsip Pewarnaan
Pemanasan akan mengembangkan lapisan luar endospora sehingga zat
warna primer (malakit hijau) dapat masuk masuk ke dalam endospora sehingga berwarna hijau. Melalui
pendinginan warna primer akan terperangkap di dalam spora, dengan pencucian zat
warna primer
yang ada pada sel vegetatif akan terlepas sehingga pada saat debri counterstain dengan safranin,
sel vegetatif akan berwarna merah.
PEWARNAAN FLAGELLA
Flagel
merupakan salah satu alat gerak bakteri. Flagel mengakibatkan bakteri dapat
bergerak berputar. Penyusun flagel adalah sub unit protein yang disebut
flagelin, yang mempunyai berat molekul rendah. Berdasarkan jumlah dan letak flagelnya,
bakteri dibedakan menjadi monotrik, lopotrik, amfitrik, peritrik dan atrik.
Prinsip
pewarnaan flagella adalah membuat organel tersebut dapat dilihat dengan cara
melapisinya dengan mordant dalam jumlah yang cukup. Dua metode pewarnaan
flagella, yaitu metode Gray dan metode Leifson. Metode Gray digunakan untuk
mendapat hasil yang lebih baik dan mengena walaupun dalam metode ini tidak
dilakukan pencelupan yang khusus.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar