Rabu, 16 Oktober 2013

Update

TUGAS BK
Membuat presentasi dengan power point

Kelompok 1
   Absen 1 - 5
Kelompok 2
   Absen 6 - 10
Kelompok 3
   Absen 11 - 15
Kelompok 4
   Absen 16 - 20
Kelompok 5
   Absen 21 - 25
Kelompok 6
   absen 26 - 31



TEMA
KELOMPOK 1,2 DAN 3 :    GAMBARAN ORANG YANG BERTANGGUNG JAWAB TERHADAP  KEBERSIHAN LINGKUNGAN

KELOMPOK 4,5 DAN 6 :    GAMBARAN ORANG YANG TIDAK BERTANGGUNG JAWAB TERHADAP  KEBERSIHAN LINGKUNGAN


TOLONG SEGERA DIKERJAKAN  !!!


Berikut adalah kode edmodo untuk kelas X An 6



NO.   MATA  PELAJARAN                        KODE  EDMODO
1.      KKPI/SIMULASI  DIGITAL                     2f2wzw
2.      MATEMATIKA                                          fn4k9w
3.      ILMU PENGETAHUAN SOSIAL             267jpu
4.      BAHASA INDONESIA                             8nt4ti
5.      BAHASA INGGRIS                                   7iyatz
6.      TEKNIK DASAR PENGELOLAAN         w5gu6n
          LABORATORIUM KIMIA
7.      KIMIA DASAR                                          vuk9nt
8.      FISIKA                                                       yzaheu 


PERHATIAN 

Remed Fisika diundur menjadi hari jum'at pada saat pelajaran Fisika

Senin, 07 Oktober 2013

IKATAN KIMIA


IKATAN KIMIA

• Definisi Ikatan Kimia
Adalah ikatan yang terjadi antar atom atau antar molekul dengan cara sebagai berikut :
a) atom yang 1 melepaskan elektron, sedangkan atom yang lain menerima elektron (serah terima elektron)
b) penggunaan bersama pasangan elektron yang berasal dari masing-masing atom yang berikatan
c) penggunaan bersama pasangan elektron yang berasal dari salah 1 atom yang berikatan

Tujuan pembentukan ikatan kimia adalah agar terjadi pencapaian kestabilan suatu unsur.

Elektron yang berperan pada pembentukan ikatan kimia adalah elektron valensi dari suatu atom/unsur yang terlibat.
Salah 1 petunjuk dalam pembentukan ikatan kimia adalah adanya 1 golongan unsur yang stabil yaitu golongan VIIIA atau golongan 18 (gas mulia).
Maka dari itu, dalam pembentukan ikatan kimia; atom-atom akan membentuk konfigurasi elektron seperti pada unsur gas mulia.
Unsur gas mulia mempunyai elektron valensi sebanyak 8 (oktet) atau 2 (duplet, yaitu atom Helium).

Periode Unsur Nomor Atom K L M N O P
1 He 2 2
2 Ne 10 2 8
3 Ar 18 2 8 8
4 Kr 36 2 8 18 8
5 Xe 54 2 8 18 18 8
6 Rn 86 2 8 18 32 18 8

Kecenderungan unsur-unsur untuk menjadikan konfigurasi elektronnya sama seperti gas mulia terdekat dikenal dengan istilah Aturan Oktet

o Lambang Lewis
Adalah lambang atom yang dilengkapi dengan elektron valensinya.
• Lambang Lewis gas mulia menunjukkan 8 elektron valensi (4 pasang).
• Lambang Lewis unsur dari golongan lain menunjukkan adanya elektron tunggal (belum berpasangan).

Berdasarkan perubahan konfigurasi elektron yang terjadi pada pembentukan ikatan, maka ikatan kimia dibedakan menjadi 4 yaitu : ikatan ion, ikatan kovalen, ikatan kovalen koordinat / koordinasi / dativ dan ikatan logam.

1). Ikatan Ion ( elektrovalen )
o Terjadi jika atom unsur yang memiliki energi ionisasi kecil/rendah melepaskan elektron valensinya (membentuk kation) dan atom unsur lain yang mempunyai afinitas elektron besar/tinggi menangkap/menerima elektron tersebut (membentuk anion).
o Kedua ion tersebut kemudian saling berikatan dengan gaya elektrostatis (sesuai hukum Coulomb).
o Unsur yang cenderung melepaskan elektron adalah unsur logam sedangkan unsur yang cenderung menerima elektron adalah unsur non logam.

Contoh 1 :
Ikatan antara dengan
Konfigurasi elektronnya :
= 2, 8, 1
= 2, 8, 7

Atom Na melepaskan 1 elektron valensinya sehingga konfigurasi elektronnya sama dengan gas mulia.
Atom Cl menerima 1 elektron pada kulit terluarnya sehingga konfigurasi elektronnya sama dengan gas mulia.

Antara ion Na+ dengan terjadi gaya tarik-menarik elektrostatis sehingga terbentuk senyawa ion NaCl.

Contoh 2 :
Ikatan antara Na dengan O
Supaya mencapai oktet, maka Na harus melepaskan 1 elektron menjadi kation Na+

(2,8,1) (2,8)
Supaya mencapai oktet, maka O harus menerima 2 elektron menjadi anion

(2,6) (2,8)


Contoh lain : senyawa MgCl2, AlF3 dan MgO

Soal : Tentukan senyawa yang terbentuk dari :
1). Mg dengan F
2). Ca dengan Cl
3). K dengan O

Senyawa yang mempunyai ikatan ion antara lain :
a) Golongan alkali (IA) [kecuali atom H] dengan golongan halogen (VIIA)
Contoh : NaF, KI, CsF
b) Golongan alkali (IA) [kecuali atom H] dengan golongan oksigen (VIA)
Contoh : Na2S, Rb2S,Na2O
c) Golongan alkali tanah (IIA) dengan golongan oksigen (VIA)
Contoh : CaO, BaO, MgS

Sifat umum senyawa ionik :
1) Titik didih dan titik lelehnya tinggi
2) Keras, tetapi mudah patah
3) Penghantar panas yang baik
4) Lelehan maupun larutannya dapat menghantarkan listrik (elektrolit)
5) Larut dalam air
6) Tidak larut dalam pelarut/senyawa organik (misal : alkohol, eter, benzena)


2). Ikatan Kovalen
o Adalah ikatan yang terjadi karena pemakaian pasangan elektron secara bersama oleh 2 atom yang berikatan.
o Ikatan kovalen terjadi akibat ketidakmampuan salah 1 atom yang akan berikatan untuk melepaskan elektron (terjadi pada atom-atom non logam).
o Ikatan kovalen terbentuk dari atom-atom unsur yang memiliki afinitas elektron tinggi serta beda keelektronegatifannya lebih kecil dibandingkan ikatan ion.
o Atom non logam cenderung untuk menerima elektron sehingga jika tiap-tiap atom non logam berikatan maka ikatan yang terbentuk dapat dilakukan dengan cara mempersekutukan elektronnya dan akhirnya terbentuk pasangan elektron yang dipakai secara bersama.
o Pembentukan ikatan kovalen dengan cara pemakaian bersama pasangan elektron tersebut harus sesuai dengan konfigurasi elektron pada unsur gas mulia yaitu 8 elektron (kecuali He berjumlah 2 elektron).

Ada 3 jenis ikatan kovalen :
a). Ikatan Kovalen Tunggal
Contoh 1 :
Ikatan yang terjadi antara atom H dengan atom H membentuk molekul H2
Konfigurasi elektronnya :
= 1
Ke-2 atom H yang berikatan memerlukan 1 elektron tambahan agar diperoleh konfigurasi elektron yang stabil (sesuai dengan konfigurasi elektron He).
Untuk itu, ke-2 atom H saling meminjamkan 1 elektronnya sehingga terdapat sepasang elektron yang dipakai bersama.

Rumus struktur =
Rumus kimia = H2

Contoh 2 :
Ikatan yang terjadi antara atom H dengan atom F membentuk molekul HF
Konfigurasi elektronnya :
= 1
= 2, 7
Atom H memiliki 1 elektron valensi sedangkan atom F memiliki 7 elektron valensi.
Agar atom H dan F memiliki konfigurasi elektron yang stabil, maka atom H dan atom F masing-masing memerlukan 1 elektron tambahan (sesuai dengan konfigurasi elektron He dan Ne).
Jadi, atom H dan F masing-masing meminjamkan 1 elektronnya untuk dipakai bersama.

Rumus struktur =
Rumus kimia = HF

Soal :
Tuliskan pembentukan ikatan kovalen dari senyawa berikut :
( lengkapi dengan rumus struktur dan rumus kimianya )
1) Atom C dengan H membentuk molekul CH4
2) Atom H dengan O membentuk molekul H2O
3) Atom Br dengan Br membentuk molekul Br2

b). Ikatan Kovalen Rangkap Dua
Contoh :
Ikatan yang terjadi antara atom O dengan O membentuk molekul O2
Konfigurasi elektronnya :
= 2, 6
Atom O memiliki 6 elektron valensi, maka agar diperoleh konfigurasi elektron yang stabil tiap-tiap atom O memerlukan tambahan elektron sebanyak 2.
Ke-2 atom O saling meminjamkan 2 elektronnya, sehingga ke-2 atom O tersebut akan menggunakan 2 pasang elektron secara bersama.

Rumus struktur :
Rumus kimia : O2

Soal :
Tuliskan pembentukan ikatan kovalen dari senyawa berikut : (lengkapi dengan rumus struktur dan rumus kimianya)
1) Atom C dengan O membentuk molekul CO2
2) Atom C dengan H membentuk molekul C2H4 (etena)

c). Ikatan Kovalen Rangkap Tiga
Contoh 1:
o Ikatan yang terjadi antara atom N dengan N membentuk molekul N2
o Konfigurasi elektronnya :
= 2, 5
o Atom N memiliki 5 elektron valensi, maka agar diperoleh konfigurasi elektron yang stabil tiap-tiap atom N memerlukan tambahan elektron sebanyak 3.
o Ke-2 atom N saling meminjamkan 3 elektronnya, sehingga ke-2 atom N tersebut akan menggunakan 3 pasang elektron secara bersama.

Rumus struktur :
Rumus kimia : N2

Contoh 2:
Ikatan antara atom C dengan C dalam etuna (asetilena, C2H2).
Konfigurasi elektronnya :
= 2, 4
= 1

Atom C mempunyai 4 elektron valensi sedangkan atom H mempunyai 1 elektron.
Atom C memasangkan 4 elektron valensinya, masing-masing 1 pada atom H dan 3 pada atom C lainnya.

3). Ikatan Kovalen Koordinasi / Koordinat / Dativ / Semipolar
o Adalah ikatan yang terbentuk dengan cara penggunaan bersama pasangan elektron yang berasal dari salah 1 atom yang berikatan [Pasangan Elektron Bebas (PEB)], sedangkan atom yang lain hanya menerima pasangan elektron yang digunakan bersama.
o Pasangan elektron ikatan (PEI) yang menyatakan ikatan dativ digambarkan dengan tanda anak panah kecil yang arahnya dari atom donor menuju akseptor pasangan elektron.

4). Ikatan Logam
Adalah ikatan yang terbentuk akibat adanya gaya tarik-menarik yang terjadi antara muatan positif dari ion-ion logam dengan muatan negatif dari elektron-elektron yang bebas bergerak.
Atom-atom logam dapat diibaratkan seperti bola pingpong yang terjejal rapat 1 sama lain.
Atom logam mempunyai sedikit elektron valensi, sehingga sangat mudah untuk dilepaskan dan membentuk ion positif.
Maka dari itu kulit terluar atom logam relatif longgar (terdapat banyak tempat kosong) sehingga elektron dapat berpindah dari 1 atom ke atom lain.
Mobilitas elektron dalam logam sedemikian bebas, sehingga elektron valensi logam mengalami delokalisasi yaitu suatu keadaan dimana elektron valensi tersebut tidak tetap posisinya pada 1 atom, tetapi senantiasa berpindah-pindah dari 1 atom ke atom lain.

Elektron-elektron valensi tersebut berbaur membentuk awan elektron yang menyelimuti ion-ion positif logam.
Struktur logam seperti gambar di atas, dapat menjelaskan sifat-sifat khas logam yaitu :
a). berupa zat padat pada suhu kamar, akibat adanya gaya tarik-menarik yang cukup kuat antara elektron valensi (dalam awan elektron) dengan ion positif logam.
b). dapat ditempa (tidak rapuh), dapat dibengkokkan dan dapat direntangkan menjadi kawat. Hal ini akibat kuatnya ikatan logam sehingga atom-atom logam hanya bergeser sedangkan ikatannya tidak terputus.
c). penghantar / konduktor listrik yang baik, akibat adanya elektron valensi yang dapat bergerak bebas dan berpindah-pindah. Hal ini terjadi karena sebenarnya aliran listrik merupakan aliran elektron.

Polarisasi Ikatan Kovalen
Suatu ikatan kovalen disebut polar, jika Pasangan Elektron Ikatan (PEI) tertarik lebih kuat ke salah 1 atom.
Contoh 1 :
Molekul HCl

Meskipun atom H dan Cl sama-sama menarik pasangan elektron, tetapi keelektronegatifan Cl lebih besar daripada atom H.
Akibatnya atom Cl menarik pasangan elektron ikatan (PEI) lebih kuat daripada atom H sehingga letak PEI lebih dekat ke arah Cl (akibatnya terjadi semacam kutub dalam molekul HCl).

Jadi, kepolaran suatu ikatan kovalen disebabkan oleh adanya perbedaan keelektronegatifan antara atom-atom yang berikatan.
Sebaliknya, suatu ikatan kovalen dikatakan non polar (tidak berkutub), jika PEI tertarik sama kuat ke semua atom.

Contoh 2 :

Dalam tiap molekul di atas, ke-2 atom yang berikatan menarik PEI sama kuat karena atom-atom dari unsur sejenis mempunyai harga keelektronegatifan yang sama.
Akibatnya muatan dari elektron tersebar secara merata sehingga tidak terbentuk kutub.

Contoh 3 :

Meskipun atom-atom penyusun CH4 dan CO2 tidak sejenis, akan tetapi pasangan elektron tersebar secara simetris diantara atom-atom penyusun senyawa, sehingga PEI tertarik sama kuat ke semua atom (tidak terbentuk kutub).

o Momen Dipol ( µ )
Adalah suatu besaran yang digunakan untuk menyatakan kepolaran suatu ikatan kovalen.
Dirumuskan :
µ = Q x r ; 1 D = 3,33 x 10-30 C.m
keterangan :
µ = momen dipol, satuannya debye (D)
Q = selisih muatan, satuannya coulomb (C)
r = jarak antara muatan positif dengan muatan negatif, satuannya meter (m)

Perbedaan antara Senyawa Ion dengan Senyawa Kovalen
No Sifat Senyawa Ion Senyawa Kovalen
1 Titik didih Tinggi Rendah
2 Titik leleh Tinggi Rendah
3 Wujud Padat pada suhu kamar Padat,cair,gas pada suhu kamar
4 Daya hantar listrik Padat = isolator
Lelehan = konduktor
Larutan = konduktor Padat = isolator
Lelehan = isolator
Larutan = ada yang konduktor
5 Kelarutan dalam air Umumnya larut Umumnya tidak larut
6 Kelarutan dalam trikloroetana (CHCl3) Tidak larut Larut

Pengecualian dan Kegagalan Aturan Oktet
1). Pengecualian Aturan Oktet
a) Senyawa yang tidak mencapai aturan oktet
Meliputi senyawa kovalen biner sederhana dari Be, B dan Al yaitu atom-atom yang elektron valensinya kurang dari empat (4).
Contoh : BeCl2, BCl3 dan AlBr3
b) Senyawa dengan jumlah elektron valensi ganjil
Contohnya : NO2 mempunyai jumlah elektron valensi (5 + 6 + 6) = 17

c) Senyawa dengan oktet berkembang
Unsur-unsur periode 3 atau lebih dapat membentuk senyawa yang melampaui aturan oktet / lebih dari 8 elektron pada kulit terluar (karena kulit terluarnya M, N dst dapat menampung 18 elektron atau lebih).
Contohnya : PCl5, SF6, ClF3, IF7 dan SbCl5

2). Kegagalan Aturan Oktet
Aturan oktet gagal meramalkan rumus kimia senyawa dari unsur transisi maupun post transisi.
Contoh :
atom Sn mempunyai 4 elektron valensi tetapi senyawanya lebih banyak dengan tingkat oksidasi +2
atom Bi mempunyai 5 elektron valensi tetapi senyawanya lebih banyak dengan tingkat oksidasi +1 dan +3

Penyimpangan dari Aturan Oktet dapat berupa :
1) Tidak mencapai oktet
2) Melampaui oktet ( oktet berkembang )

Penulisan Struktur Lewis
Langkah-langkahnya :
1) Semua elektron valensi harus muncul dalam struktur Lewis
2) Semua elektron dalam struktur Lewis umumnya berpasangan
3) Semua atom umumnya mencapai konfigurasi oktet (khusus untuk H, duplet)
4) Kadang-kadang terdapat ikatan rangkap 2 atau 3 (umumnya ikatan rangkap 2 atau 3 hanya dibentuk oleh atom C, N, O, P dan S)

Langkah alternatif : ( syarat utama : kerangka molekul / ion sudah diketahui )
1) Hitung jumlah elektron valensi dari semua atom dalam molekul / ion
2) Berikan masing-masing sepasang elektron untuk setiap ikatan
3) Sisa elektron digunakan untuk membuat semua atom terminal mencapai oktet
4) Tambahkan sisa elektron (jika masih ada), kepada atom pusat
5) Jika atom pusat belum oktet, tarik PEB dari atom terminal untuk membentuk ikatan rangkap dengan atom pusat


Resonansi
Contoh :
a. Suatu molekul atau ion tidak dapat dinyatakan hanya dengan satu struktur Lewis.
b. Kemungkinan-kemungkinan struktur Lewis yang ekivalen untuk suatu molekul atau ion disebut Struktur Resonansi.
c. Dalam molekul SO2 terdapat 2 jenis ikatan yaitu 1 ikatan tunggal ( ) dan 1 ikatan rangkap ( ).
d. Berdasarkan konsep resonansi, kedua ikatan dalam molekul SO2 adalah ekivalen.
e. Dalam molekul SO2 itu, ikatan rangkap tidak tetap antara atom S dengan salah 1 dari 2 atom O dalam molekul itu, tetapi silih berganti.
f. Tidak satupun di antara ke-2 struktur di atas yang benar untuk SO2, yang benar adalah gabungan atau hibrid dari ke-2 struktur resonansi tersebut.




Ikatan ion jauh lebih kuat daripada ikatan kovalen karena ikatan ion terjadi akibat gaya Coulomb (gaya elektrostatis), sedangkan ikatan kovalen terjadi karena pemakaian bersama pasangan elektron ikatan. Berikut adalah perbandingan sifat fisika senyawa ion dengan senyawa kovalen.
Senyawa ion Senyawa Kovalen
1. 2.
3.
Mempunyai titik didih dan titik leleh yang tinggi Cairan dan larutannya dapat menghantar listrik (bersifat elektrolit)
Semua senyawa elektrovalen pada suhu kamar berwujud padat
1. 2.
3.
Mempunyai titik didih dan titik leleh yang rendah Cairannya tidak dapat menghantar listrik
Pada suhu kamar ada yang berwujud padat, cair maupun gas.





Ikatan Logam
Gaya tarik menarik seperti pada molekul-molekul polar dapat juga terjadi antara muatan positif dari ion-ion logam dengan muatan negatif dari elektron-elektron yang bergerak bebas. Interaksi inilah yang dikenal sebagai ikatan logam.
Unsur-unsur logam menunjukkan sifat-sifat yang khas, seperti umumnya berupa zat padat pada suhu kamar, dapat ditempa dan merupakan penghantar listrik dan panas yang baik.
Sifat-sifat tersebut dapat dimaklumi setelah melihat bagaimana atom-atom logam dalam membentuk ikatan logam. Atom-atom logam mempunyai elektron valensi yang kecil, sehingga elektron valensi dapat bergerak bebas dan sangat mudah dilepaskan akibatnya elektron-elektron valensi tersebut bukan hanya milik salah satu  ion logam tetapi merupakan milik bersama ion-ion logam yang terjejal dalam kisi kristal logam. Dapat dikatakan bahwa elektron valensi  dalam logam terdelokalisasi, membaur membentuk awan elektron yang menyelimuti ion-ion positif logam yang telah melepaskan sebagian elektron valensinya. Akibatnya terjadi interaksi antara kedua muatan (elektron bermuatan negatif dengan ion logam yang bermuatan positif) yang berlawanan dan membentuk ikatan logam. Gaya tarik menarik ini cukup kuat sehingga pada umumnya unsur logam mempunyai titik didih dan titik leleh yang tinggi.

Kekuatan ikatan logam dipengaruhi oleh:
  1. jari-jari atom, makin besar jari-jari atom menyebabkan ikatan logam semakin lemah
  2. jumlah elektron valensi, makin banyak elektron valensinya ikatan logam semakin kuat
  3. jenis elektron s, p atau d. logam-logam blok s ikatannya paling lemah dan logam-logam blok d ikatan logamnya paling kuat (kelas 11).
Rangkuman
  1. Cara suatu atom mencapai struktur elektron stabil seperti gas mulia, yaitu dengan mengikat atau membebaskan elektron, dan menggunakan bersama pasangan elektron
  2. Elektron yang berperan dalam ikatan kimia adalah elektron valensi
  3. Ikatan ion adalah ikatan dengan gaya elektrostatif antara ion positif dan ion negatif.
  4. Ikatan kovalen dapat terbentuk akibat penggunaan pasangan elektron, ikatan tunggal (sepasang elektron), ikatan rangkap (dua pasang elektron atau lebih)
  5. Berdasarkan keelektronegatifan atom-atom yang berikatan ikatan kovalen dapat dibedakan menjadi ikatan kovalen non polar dan ikatan kovalen polar.
  6. Kepolaran senyawa akan bertambah jika beda skala keelektronegatifan atom-atom yang berikatan semakin besar

Minggu, 06 Oktober 2013

Alat - alat Laboratorium Kimia

Untuk yang lebih lengkap kunjungi : http://www.slideshare.net/kendissalim/alat-laboratorium-kendis
1.      Buret
Bahan           : Kaca jenis boroksilikat
Ukuran         : 10ml, 25ml, 50ml,100ml
Fungsi           : Meneteskan sejumlah cairan dalam eksperimen yang memerlukan ketelitian tinggi, biasanya digunakan untuk titrasi. Untuk menambahkan larutan pereaksi di mana volume harus diketahui/dicatat.
           Penggunaan : mata tegak lurus dengan permukaan cairan. Bagian bawah meniskus cairan harus menyentuh bagian atas garis dan jika menyenrtuh bagian bawah garis maka ketentuannya ditambah cairan 0.02
2.      Statif   Dan Klem
Bahan : a. Statif : Dari besi atau baja
              b. Klem : Dari alumunium atau besi.
Ukuran : Diameter klem10mm dan panjang statif 60cm
Fungsi : - Klem : Untuk memegang atau menjepit buret corong dan
 peralatan lainnya.
   -Statif : Untuk menegakan buret, corong pisah, dan peralatan  lainnya.
3.      Erlenmeyer
Bahan : Kaca jenis soda kapur
Ukuran : 25ml, 50ml, 100ml, 250ml, 500ml, 1000ml, 2000ml, 3000ml, 4000ml, 5000ml.
Fungsi : Untuk menyimpan dan memanaskan larutan, untuk menampung filtrat hasil penyaringan, untuk menampung titran pada proses hasil titrasi, dapat pula digunakan untuk meracik dan menghomogenkan bahan-bahan komposisi media, untuk menampung aquades.
4.      Labu Ukur
Bahan : Kaca jenis borosilikat, sumbatnya kaca atau karet
Ukuran  : 5ml, 10ml, 25ml, 50ml, 100ml, 200ml, 250ml, 500ml, 1000ml, 2000ml
Fungsi   : Untuk keperluan pengenceran larutan sampai dengan volume tertentu sebagaimana tertera dalam labu ukur.
5.      Pembakar Spritus
Bahan : Kaca jenis soda kapur
Ukuran : 100ml
Fungsi : Sumber api untuk memanaskan zat-zat kimia.
6.      Desikator
Bahan              : Kaca
Ukuran                        : 250ml, 500ml, 1000ml, 2000ml
Fungsi             :Tempat menyimpan sampel yang harus bebas dari air, untuk mengeringkan padatan.
7.      Corong Pisah
Bahan              : Kaca jenis boroksilikat
Ukuran                        : 125ml, 250ml, 500ml, 1000ml
Fungsi                         : Untuk memisahkan dua macam cairan yang tidak bercampur atau memiliki densitas berbeda. ( Untuk memisahkan larutan yang memiliki kelarutan yang berbeda )
Penggunaan     : pegang tutup atas, corong dipegang dengan tangan kanan dan kiri dalam posisi horisontal. Kocok, agar ekstraksi berlangsung dengan baik. Keluarkan larutan melalui katup secara pelan.
8.      Tabung Reaksi
Bahan              : Kaca jenis borosilikat
Ukuran            : 13 x 100mm dan 25 x 100mm.
5ml, 10ml, 14ml, 16ml, 19ml, 31ml, 55ml, 75ml
Fungsi                         : Mereaksikan larutan atau cairan.
              ( a. 13 x 100mm digunakan untuk percobaan reaksi kimia dalam
              bentuk larutan.
             b. 25 x 100mm digunakan untuk percobaan reaksi kimia dalam
                bentuk cairan dan sering di gunakan untuk penelitian.
Penggunaan     : tabung reaksi harus digoyangkan dengan menjepitkannya pada penjepit tabung reaksi. Agar pada pemanasan api tidak terfokus pada suatu titik
9.      Botol Reagen
Bahan              : Kaca jenis boroksilikat atau soda
Ukuran            : 30ml, 60ml, 125ml, 250ml, 500ml, 1000ml, 2000ml, 5000ml
Fungsi             : Untuk menyimpan cadangan pereaksi yang frekuensi penggunaanny tinggi.
10.  Termometer
Bahan              : Kaca jenis soda kapur dan dalamnya berisi raksa atau alkohol
Ukuran            : a. Termometer air raksa
                           -10 sampai 110 derajat celcius
                              0 sampai 150 derajat celcius
                              0 sampai 250 derajat celcius
                              0 sampai 360 derajat celcius
                           b. Termometer Alkohol
                           -10 sampai 110 derajat celcius
                              0 sampai  50 derajat celcius
                              0 sampai 150 derajat celcius
Fungsi                         : Untuk mengukur suhu
11.  Multimeter
Bahan : Alat listrik
Ukuran : -
Fungsi : Mengukur tegangan, arus, dan hambatan listrik pada suatu rangkaian tertutup.
12.  Botol Pembersih
Bahan : Plastik
Ukuran : 250ml, 500ml, 1000ml, 1500ml
Fungsi : Untuk mencuci dinding bagian dalam peralatan gelas seperti tabung reaksi, gelas beker kecil, dan lain-lainnya dan sebagai tempat menyimpan aquades.
13.  Cawan petri
Bahan : Kaca jenis boroksilikat
Ukuran : 100 x 15mm diameter 15cm daya tampung 15-20ml, diameter 9cm daya tampung 10ml.
Fungsi : Sebagai wadah menimbang dan menyimpan bahan kimia, sebagai
              tempat meletakan zat serta menguapkan zat atau larutan
14.  Pipet tetes
Bahan : Kaca jenis soda kapur dan karet
Ukuran : Panjang 150mm dan 1cm 20 tetes
Fungsi : Untuk mengambil cairan  dalam skala teteran kecil dengan mengukur volume yang teliti. Namun, volume yang dipindahkan tidak diketahui. Salah satu penerapannya adalah menambahkan HCl/NaOH saat mengatur pH media, penambahan reagen pada uji biokimia, dan lain-lain.
15.  Pipet Ukur
Bahan : Kaca
Ukuran : 15ml, 10ml, 25ml
Fungsi : Untuk mengukur dan memindahkan larutan dengan volume tertentu secara tepat.
16.  Pipet volume gondok
Bahan : Kaca boroksilikat
Ukuran : 1ml, 2ml, 5ml, 10ml, 20ml, 25ml, 50ml, 100ml
Fungsi : Untuk mengambil cairan hingga 25ml secara tepat dan ketelitain tinggi.
17.  Gelas Ukur
Bahan : Kaca jenis soda kapur
Ukuran : 5ml, 10ml, 25ml, 50ml, 100ml, 250ml, 500ml, 1000ml, 200ml
Fungsi : Untuk mengukur volume larutan yang tidak memerlukan tingkat ketelitian yang tinggi dalam jumlah tertentu.
18.  Spatula
Bahan : Stainless steel/aluminium
Ukuran : 150mm
Fungsi : Mengambil bahan kimia yang berbentuk padatan atau butiran halus. Dan untuk mengambil zat yang tidak bereaksi dengan besi.
19.  Gelas Kimia
Bahan : Kaca jenis boroksilikat
Ukuran : 5ml, 10ml, 25ml, 50ml, 100ml, 150ml, 250ml, 400ml, 500ml, 600ml, 1000ml, 2000ml, 3000ml, 5000ml
Fungsi : Untuk melarutkan suatu padatan, untuk mencampurkan cairan, untuk memanaskan larutan dan keperluan lain. Untuk mengukur volume kasar zat cair atau larutan tertentu.
20.  Plat Tetes
Bahan : Porselin
Ukuran : 6 lubang, 12 lubang
Fungsi : Untuk menguji keasaman larutan, mereaksikan zat dalam jumlah kecil.
21.  Kaca Arloji
Bahan : Kaca jenis soda kapur
Ukuran : 3,5mm, 5mm, 7,5ml, 10ml
Fungsi : Sebagai penutup gelas kimia saat dipanaskan, menimbang bahan kimia yang berwujud padatan atau kristal.
22.  Rak Tabung Reaksi
Bahan : Kayu, plastik
Ukuran : 20 lubang, diameter 15mm
Fungsi : Untuk meletakan tabung reaksi supaya tersusun rapi dan indah.
23.  Ph meter
Bahan : Plastik, besi, kawat
Ukuran : -
Fungsi : Untuk mengukur pH auatu larutan, juga dapat digunakan sebagai voltmeter untuk tekanan rendah.
24.  Erlenmeyer Hisap
Bahan : Kaca jenis soda kapur
Ukuran : 100ml, 250ml, 500ml, 1000ml, 2000ml
Fungsi : Menampung cairan hasil titrasi. Dapat menahan tekanan sampai 5atm. Menyimpan filtrate hasil penyaringan dan untuk menyimpan larutan.
25.  Penjepit Tabung Reaksi
Bahan : Besi
Ukuran : -
Fungsi : Untuk menjepit tabung reaksi.
26.  Labu bundar
Bahan : Kaca jenis boroksilikat
Ukuran : 50ml, 100ml, 250ml, 500ml, 1000ml, 2000ml, 3000ml, 5000ml, 10000ml, 20000ml
Fungsi : Untuk memanaskan larutan dan menyimpan larutan dan untuk menabung hasil destilasi, evaporasi, ekstaksi dan merefuks.
27.  Corong Buchner
Bahan : Porselin, gelas boroksilikat
Ukuran : diameter 26-380cm
Fungsi : Untuk menyaring dengan cepat terutama jika digunakan pelarut yang mudah menguap.
28.  Hot Plate
Bahan : Logam
Ukuran : -
Fungsi : Untuk memanaskan suatu larutan dalam jumlah besar dan untuk menghomogenkan suatu larutan dengan pengadukan.
29.  Penjepit Kurs Porselin
Bahan : Kaca
Ukuran : -
Fungsi : Untuk menjepit kurs porselin pada saat dimasukkan ataupun dikeluarkan dari oven. Atau memegang alat yang masih panas ataupun alat ynag ingin dipanaskan.
30.  Kaki Tiga
Bahan : Besi
Ukuran : diameter 13cm, tinggi 15cm
Fungsi : Sebagai tungku atau penyangga wadah yang digunakan saat pemanasan.
31.  Neraca Digital
Bahan : Kaca, logam
Ukuran : Ketelitian 100gram sampai 0,1mg
Fungsi : Untuk menimbang bahan kimia.
32.  Kaca asbes
Bahan : Kawat
Ukuran : 14 x14cm, 16 x16cm, 20 x20cm, 30 x30cm
Fungsi : Alat pemanas atau pembatas api dan wadah yang dipanaskan.
33.  Lumpang Dan Alu
Bahan : Porselin, kaca atau granit
Ukuran : diameter lumpang 8cm, panjang alu 9cm
Fungsi : Untuk menghancurkan dan menghaluskan bongkahan zat padat dengan cara digerus tidak ditumbuk.
34.  Tabung U
Bahan : Kaca jenis soda kapur
Ukuran : -
Fungsi : Sebagai alat elektrolisis beberapa larutan tertentu atau dalam dalam proses jembatan garam.
35.  Cawan Penguapan
Bahan : Porselin
Ukuran : 50ml, 75ml, 100ml, 125ml
Fungsi : Untuk menguapkan larutan atau mengeringkan zat padat yang basah. Dan sebagai tempat mencampurkan zat saring paada zat yang tidak mudah menguap.
36.  Sikat Pembersih
Bahan : Kawat
Ukuran : Tumpul, runcing, rata berekor
Fungsi : Untuk membersihkan tabung reaksi setelah digunakan.
37.  Corong Kaca
Bahan : Kaca
Ukuran : 25mm, 50mm, 75mm, 100mm, 150mm
Fungsi : Sebagai tempat kertas saring yang digunakan untuk membuat campuran ke dalam tabung yang mulutnya kecil. Untuk menyaeing campuran kimia dengan gravitasi.
38.  Kertas Saring
Bahan : Kertas selulosa murni
Ukuran : 58 x58cm, diameter 10cm
Fungsi : Untuk menyaring larutan yang bersifat heterogen.